Sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan Pada Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-71 Jakarta, 17 Agustus 2016
SAMBUTAN
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN
REPUBLIK INDONESIA KE-71
Jakarta, 17 Agustus 2016
MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
PADA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KEMERDEKAAN
REPUBLIK INDONESIA KE-71
Jakarta, 17 Agustus 2016
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi, dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Pejabat Eselon I Lingkup KKP dan seluruh Pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita kesehatan dan berbagai macam nikmat, khususnya nikmat kemerdekaan, sehingga kita bisa berdiri di sini untuk memperingati HUT Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke-71.
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang saya hormati,
Kemerdekaan yang saat ini kita rasakan tidaklah dicapai dengan mudah melainkan dengan perjuangan yang mengorbankan harta, jiwa, dan raga para pahlawan kemerdekaan. Kemerdekaan yang berarti bebas mengelola wilayah dan sumberdaya di dalamnya serta berdaulat secara penuh dalam wilayah negara Indonesia tanpa campur tangan pihak manapun. Kemerdekaan yang jika tidak pandai kita menjaganya, maka bukan tidak mungkin akan terambil kembali oleh penjajahan gaya baru. Penjajahan yang tidak hanya mengintimidasi lewat senjata melainkan penjajahan secara ekonomi, sehingga kita rakyat Indonesia seolah akan menjadi pekerja di tanahnya sendiri. Sedangkan para pemodal besar dengan bebasnya menjadi Tuan di tanah jajahan barunya.
Semua ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua, untuk terus berkarya dan mempersiapkan diri dalam arus globalisasi. Kita, khususnya generasi muda, tidak boleh terlena dan bermalas diri karena kelengahan kita akan menjadi celah bagi kehancuran kita sendiri. Sebagai abdi negara sektor kelautan dan perikanan kita harus bekerja keras, memunculkan inovasi dan terus melayani masyarakat kelautan dan perikanan Indonesia. Apa yang telah kita perjuangkan selama ini, alhamdulillah telah membuahkan hasil yang ditunjukkan dengan meningkatnya produksi perikanan nasional pada triwulan II tahun 2016 yang mencapai 5,99 juta ton. Produksi tersebut merupakan kontribusi dari produksi perikanan tangkap senilai 1,68 juta ton dan produksi perikanan budidaya sebanyak 4,32 juta ton. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, produksi perikanan Indonesia triwulan II tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 3,89 persen. Peningkatan produksi perikanan secara nasional inilah yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi perikanan triwulan II 2016 sebesar 6,06 persen.
Selain itu PDB Perekonomian sektor perikanan pada triwulan II-2016 secara nilai mengalami kenaikan dari Rp. 49,96 triliun di tahun 2015 menjadi Rp. 52,99 triliun di tahun 2016. Laju pertumbuhan sektor perikanan pada triwulan II-2016 sebesar 6,06 persen tersebut juga berada di atas laju pertumbuhan PDB Nasional sebesar 5,18 persen. Kemajuan lainnya yang telah kita capai adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN) triwulan II-2016 yang mencapai 107,80 atau meningkat sebesar 2,23 persen bila dibandingkan NTN triwulan II-2015 yang hanya mencapai 105,45. Pertumbuhan NTN pada triwulan II apabila dibandingkan tahun 2014 hingga 2016 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,85 persen. Peningkatan ini menunjukkan bahwa nilai yang diterima nelayan sebagai pendapatan, lebih besar daripada nilai yang dibayarkan atau dibelanjakan oleh nelayan. Namun demikian, perjuangan kita tidak boleh berhenti sampai di sini. Semua capaian tersebut harus menjadi pemicu bagi kita untuk dapat bekerja dengan lebih baik lagi.
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang saya hormati,
Kebijakan kita untuk melindungi laut dari pihak asing telah terbukti meningkatkan produksi perikanan tangkap Indonesia. Kekayaan laut nasional hanya untuk nelayan lokal. Larangan penangkapan ikan juga berlaku bagi nelayan asing yang memiliki usaha patungan dengan nelayan lokal. Upaya mendorong sektor perikanan dalam negeri mesti dilakukan dengan menerapkan aturan secara ketat dan disiplin. Hal tersebut tak lain bertujuan agar pembangunan sektor perikanan di Indonesia tumbuh secara berkelanjutan. Kita sangat membuka peluang untuk usaha pengolahan perikanan. Semua kebijakan ini merupakan upaya agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang merdeka di lautnya sendiri dan memiliki kedaulatan memanfaatkan sumberdaya lautnya sendiri.
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan terus mengembangkan wilayah-wilayah di Indonesia yang potensial dalam sektor kelautan dan perikanan. Seperti halnya di Pulau Natuna, dimana kita memiliki program Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) Kepulauan Natuna. Sesuai arahan Presiden RI, Natuna akan difokuskan pembangunannya melalui sektor perikanan, sektor migas dan pertahanan. Sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia, Kepulauan Natuna akan diprioritaskan pada 4 (empat) pembangunan, yaitu : (1). Fishing Industries; (2). Tourism di Pulau Senoa; (3). Industri Oil dan Gas, serta (4). Ketahanan TNI, untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Kita semua tahu bahwa pulau terluar di Indonesia merupakan asset bangsa yang sangat berharga sebagai wilayah terdepan NKRI. Untuk itu, KKP terus berupaya mempercepat pembangunan pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan Indonesia melalui program Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di 15 pulau yaitu Tahuna, Simeulue, Natuna, Mentawai, Nunukan, Morotai, Biak Numfor, Talaud, Rote Ndao, Moa, Saumlaki, Tual, Sarmi, Timika dan Merauke. Bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-71 ini, Saya berada di Natuna, salah satu pulau dalam program SKPT tersebut, untuk memulai langkah dalam mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan di wilayah ini.
Hadirin yang Saya Banggakan,
Sekali lagi Saya mengajak seluruh masyarakat untuk tetap bersama-sama memiliki perhatian dan berupaya membangun agar tercipta ketahanan nasional yang kuat. Akhir kata saya ucapkan selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-71. Mari kita tunjukkan kerja yang nyata untuk menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa. Jayalah Laut Kita, Jayalah Indonesia.
Selamat pagi, dan salam sejahtera untuk kita semua.
Yang saya hormati Pejabat Eselon I Lingkup KKP dan seluruh Pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kepada kita kesehatan dan berbagai macam nikmat, khususnya nikmat kemerdekaan, sehingga kita bisa berdiri di sini untuk memperingati HUT Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke-71.
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang saya hormati,
Kemerdekaan yang saat ini kita rasakan tidaklah dicapai dengan mudah melainkan dengan perjuangan yang mengorbankan harta, jiwa, dan raga para pahlawan kemerdekaan. Kemerdekaan yang berarti bebas mengelola wilayah dan sumberdaya di dalamnya serta berdaulat secara penuh dalam wilayah negara Indonesia tanpa campur tangan pihak manapun. Kemerdekaan yang jika tidak pandai kita menjaganya, maka bukan tidak mungkin akan terambil kembali oleh penjajahan gaya baru. Penjajahan yang tidak hanya mengintimidasi lewat senjata melainkan penjajahan secara ekonomi, sehingga kita rakyat Indonesia seolah akan menjadi pekerja di tanahnya sendiri. Sedangkan para pemodal besar dengan bebasnya menjadi Tuan di tanah jajahan barunya.
Semua ini perlu menjadi perhatian bagi kita semua, untuk terus berkarya dan mempersiapkan diri dalam arus globalisasi. Kita, khususnya generasi muda, tidak boleh terlena dan bermalas diri karena kelengahan kita akan menjadi celah bagi kehancuran kita sendiri. Sebagai abdi negara sektor kelautan dan perikanan kita harus bekerja keras, memunculkan inovasi dan terus melayani masyarakat kelautan dan perikanan Indonesia. Apa yang telah kita perjuangkan selama ini, alhamdulillah telah membuahkan hasil yang ditunjukkan dengan meningkatnya produksi perikanan nasional pada triwulan II tahun 2016 yang mencapai 5,99 juta ton. Produksi tersebut merupakan kontribusi dari produksi perikanan tangkap senilai 1,68 juta ton dan produksi perikanan budidaya sebanyak 4,32 juta ton. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015, produksi perikanan Indonesia triwulan II tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 3,89 persen. Peningkatan produksi perikanan secara nasional inilah yang menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi perikanan triwulan II 2016 sebesar 6,06 persen.
Selain itu PDB Perekonomian sektor perikanan pada triwulan II-2016 secara nilai mengalami kenaikan dari Rp. 49,96 triliun di tahun 2015 menjadi Rp. 52,99 triliun di tahun 2016. Laju pertumbuhan sektor perikanan pada triwulan II-2016 sebesar 6,06 persen tersebut juga berada di atas laju pertumbuhan PDB Nasional sebesar 5,18 persen. Kemajuan lainnya yang telah kita capai adalah Nilai Tukar Nelayan (NTN) triwulan II-2016 yang mencapai 107,80 atau meningkat sebesar 2,23 persen bila dibandingkan NTN triwulan II-2015 yang hanya mencapai 105,45. Pertumbuhan NTN pada triwulan II apabila dibandingkan tahun 2014 hingga 2016 menunjukkan pertumbuhan sebesar 1,85 persen. Peningkatan ini menunjukkan bahwa nilai yang diterima nelayan sebagai pendapatan, lebih besar daripada nilai yang dibayarkan atau dibelanjakan oleh nelayan. Namun demikian, perjuangan kita tidak boleh berhenti sampai di sini. Semua capaian tersebut harus menjadi pemicu bagi kita untuk dapat bekerja dengan lebih baik lagi.
Bapak, Ibu dan hadirin sekalian yang saya hormati,
Kebijakan kita untuk melindungi laut dari pihak asing telah terbukti meningkatkan produksi perikanan tangkap Indonesia. Kekayaan laut nasional hanya untuk nelayan lokal. Larangan penangkapan ikan juga berlaku bagi nelayan asing yang memiliki usaha patungan dengan nelayan lokal. Upaya mendorong sektor perikanan dalam negeri mesti dilakukan dengan menerapkan aturan secara ketat dan disiplin. Hal tersebut tak lain bertujuan agar pembangunan sektor perikanan di Indonesia tumbuh secara berkelanjutan. Kita sangat membuka peluang untuk usaha pengolahan perikanan. Semua kebijakan ini merupakan upaya agar Indonesia tetap menjadi bangsa yang merdeka di lautnya sendiri dan memiliki kedaulatan memanfaatkan sumberdaya lautnya sendiri.
Kementerian Kelautan dan Perikanan juga akan terus mengembangkan wilayah-wilayah di Indonesia yang potensial dalam sektor kelautan dan perikanan. Seperti halnya di Pulau Natuna, dimana kita memiliki program Pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (PSKPT) Kepulauan Natuna. Sesuai arahan Presiden RI, Natuna akan difokuskan pembangunannya melalui sektor perikanan, sektor migas dan pertahanan. Sebagai salah satu pulau terluar di Indonesia, Kepulauan Natuna akan diprioritaskan pada 4 (empat) pembangunan, yaitu : (1). Fishing Industries; (2). Tourism di Pulau Senoa; (3). Industri Oil dan Gas, serta (4). Ketahanan TNI, untuk menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI.
Kita semua tahu bahwa pulau terluar di Indonesia merupakan asset bangsa yang sangat berharga sebagai wilayah terdepan NKRI. Untuk itu, KKP terus berupaya mempercepat pembangunan pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan Indonesia melalui program Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di 15 pulau yaitu Tahuna, Simeulue, Natuna, Mentawai, Nunukan, Morotai, Biak Numfor, Talaud, Rote Ndao, Moa, Saumlaki, Tual, Sarmi, Timika dan Merauke. Bertepatan dengan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-71 ini, Saya berada di Natuna, salah satu pulau dalam program SKPT tersebut, untuk memulai langkah dalam mempercepat pembangunan kelautan dan perikanan di wilayah ini.
Hadirin yang Saya Banggakan,
Sekali lagi Saya mengajak seluruh masyarakat untuk tetap bersama-sama memiliki perhatian dan berupaya membangun agar tercipta ketahanan nasional yang kuat. Akhir kata saya ucapkan selamat Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Indonesia ke-71. Mari kita tunjukkan kerja yang nyata untuk menjadikan Laut sebagai Masa Depan Bangsa. Jayalah Laut Kita, Jayalah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar